KPU Goes to Campus: Membangun Semangat Kritis Pemilih dalam Pilkada 2024
|
Pamekasan – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur menggelar acara KPU Goes to Campus di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura dengan tema 'Membangun Semangat Kritis Pemilih dalam Pilkada Serentak 2024'. Acara ini melibatkan mahasiswa IAIN Madura, media pers, Ketua dan anggota Bawaslu Kabupaten Pamekasan, Ketua dan anggota KPU Kabupaten Pamekasan serta sejumlah tokoh penting lainnya.
Wakil Rektor III IAIN Madura, Dr. H. Mohammad Ali Al Humaidy, M.Si., dalam sambutannya, mengungkapkan apresiasi dan terima kasih kepada KPU Jawa Timur atas kepercayaan yang diberikan kepada IAIN sebagai tuan rumah acara ini. Beliau menegaskan pentingnya peran kampus dalam menjaga etika politik di masyarakat. "Krisis kepemimpinan yang kita hadapi mendorong perlunya diskusi seperti ini untuk membangun semangat kritis, terutama di kalangan mahasiswa. Kampus harus hadir sebagai pilar utama dalam menjaga etika berpolitik. Jangan sampai perilaku politik tidak sesuai dengan norma-norma sosial dan etika yang berlaku," tegasnya.
Miftahur Rozzak, anggota KPU Jawa Timur sekaligus alumni IAIN Madura, menyampaikan rasa bangganya atas terpilihnya IAIN Madura sebagai salah satu kampus yang menjadi tujuan program KPU. "KPU Jawa Timur menyasar 14 kampus, dan IAIN Madura menjadi salah satu yang terpilih. Ini merupakan kebanggaan bagi kita semua," ujar Rozzak. Ia juga menjelaskan bahwa dalam pilkada terdapat tiga aktor utama: penyelenggara, pasangan calon, dan pemilih. "Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman pemilih serta meningkatkan partisipasi mereka dalam Pilkada Serentak 2024."
Acara ini dibuka secara resmi oleh Miftahur Rozzak anggota KPU Jawa Timur dan diikuti dengan penyerahan cenderamata kepada Wakil Rektor IAIN Madura serta sesi foto bersama.
Ketua Bawaslu Pamekasan, Sukma Firdaus, yang hadir sebagai pemateri, menekankan pentingnya pengawasan dalam proses pilkada. Ia berharap acara ini dapat menghasilkan pemilih yang lebih berkualitas dan berperan aktif dalam menjaga demokrasi. "Kritik terhadap proses demokrasi harus disertai solusi agar pemilih dapat menjadi pilar dalam menyelamatkan demokrasi," ujarnya.